Pernikahan Kakak pertamaku Sri Ratu Inayah, S.Hi |
Aku lahir dari sebuah keluarga yang harmonis.
Ayah yang pengertian dan ibu yang bijaksana.
Ayah
tak pernah marah bahkan berbicara keras padaku. Ketika aku berbuat baik sekecil
apapun, ayah terlihat bangga dan selalu memotivasi dengan motivasi yang luar
biasa. Pernah suatu hari ayah melihatku membaca Al-quran ba'da shubuh di
serambi rumah. Aku baru menyadari bahwa ayah telah duduk dibelakangku satu jam
yang lalu, ketika aku baru mengucapkan basmalah. "Eh, Abah" sapaku
waktu itu. Aku yang hendak masuk menjadi duduk kembali. Ayah berbicara pelan,
"Apa kandungan ayat yang tadi dibaca Fi?". Sambil nyengir kuda, aku
berkata "Hhhee... Gak tau Bah, 'Afi gak baca artinya. Heheehehe...".
Abah tersenyum dan kemudian menjelaskan tafsir dari ayat qur'an yang kubaca.
Hhhiii... padahal cuma dengerin aja, tapi ko bisa ngerti isi ayat tadi ya...
Akupun asik duduk berjam-jam dengan Abah di teras rumah, hingga Ibuku
membunyikan alarm "Hayu sarapannnnnn...". :D
Ibuku tentu tak kalah
hebat dengan Ayah. Ibu adalah wanita yang terampil domestik dan cerdas di
publik. Buktinya, meskipun Ibu sibuk dengan aktifitas partai politik yang
digelutinya, ibu tidak pernah meninggalkan keluarga dalam keadaan kelaparan dan
tidak terurus. :D
Pernah suatu hari Ibu harus menghadiri Milad
partai di Jakarta, karena jarak rumahku dengan Jakarta sangat jauh (Hhhee...
ketauan deh orang kampung), ibu dan rombongan bergegas berangkat jam 03.30. Aku
yang masih asik dengan mimpiku dibangunkannya. "Afi, bangun, hayu QL dulu!
Ibu mau berangkat, nanti siapkan sarapan untuk Abah dan Ummu. Kalau mau jajan
ambi uangnya dilemari, kalau mau pergi jangan lupa kunci pintu, baju sudah Ibu
cuci tinggal dijemur aja. Ibu berangkat ya, Assalamu'alaikum!". Waduh,
mataku saja belum terbuka penuh, pesan Ibu banyak banget ya! Ketika aku bangun,
aha... sambil tertawa senang, aku menggerutu... "Hahahaha... Hari ini aku
bebas dari cucian... urussan rumah beres!!! maen ke laut ah!!! :D".
Ternyata Abah sudah duduk diruang tamu dan mendengar gerutuanku "Belum
juga subuh udah mau kelaut Fi? Mendingan shalat dulu!",,, Hihihi... Aku
nyengir kuda lagi... :D
Masih banyak banget
kisah Abah Ibu yang belum Fifi share ke sahabat, yang selalu Fifi rasakan
adalah keharmonisan keluarga bersumber dari pemahaman agama. Betapa indah memiliki
orang tua yang faham agama. Tidak pernah menyakiti secara fisik maupun psikis,
ketika Fifi salah, maka Abah Ibu melakukan suatu tindakan yang membuatku
berfikir bahwa yang kulakukan adalah sebuah kesalahan. Ketika aku benar, Abah
Ibu memotivasi sehingga Fifi semakin semangat untuk melakukannya lagi, lagi,
dan lagi.
Mau tau kisah
selanjutnya? tunggu di episode yang akan datang...! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar