Maka
cinta yang [katanya] merupakan anugrah dari-NYA
Seharusnya
juga membahagiakan.
Namun
adakalanya
Ada
yang merasa tak bahagia dengan cinta
Atau
janganlah terlalu dini menyebutnya cinta
Mari
kita sebut saja sebuah rasa
Rasa
yang berbeda
Yang
[lagi-lagi katanya] menggetarkan jiwa
Aha!
Mungkin
memang belum saatnya rasa itu ada,
Hingga
diri merasa nista dengan rasa
Atau
jangan-jangan, rasa yang ada
didominasi
oleh nafsu sebagai manusia
Jika
itu permasalahannya,
Maka
titipkanlah rasa pada SANG PENGUASA
Biarkan
ia yang belum saatnya, bersama-NYA
Biarkan
waktu yang ‘kan menjawabnya
Hingga
Dia mengembalikan rasa itu jika saatnya tiba
Wanita..
Wanita..
Selalu
saja bermain dengan rasa.
Maka
mendekatlah pada-NYA
Agar
rasa yang belum saatnya tetap terjaga,
Agar
rasa yang ada
Tak
membuat hati kecewa
Agar
rasa yang dirasa
Tak
membuat jauh dari-NYA
Biarkanlah
diri merasa nista dengan rasa
Jika
ternyata nafsu t’lah menunggangi ia yang belum saatnya
Hingga
akhirnya membuat diri menangis pilu karenanya
Menangis
karena menyadari bahwa dirinya masih rapuh ternyata
Masih
perlu belajar bagaimana mengelola rasa yang belum saatnya
Ya
Rabbana…
Hamba
titipkan rasa yang belum saatnya
Agar
ia tetap suci terjaga
Hingga
waktunya tiba…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar