Social Icons

Pages

31 Desember 2012

Who is he?


Tiba-tiba ia datang dan seringkali mengobrak-abrik perasaan.
Hmmm… siapa dia? Akupun tak tahu…

Aku selalu terlihat bodoh didepannya. Segala yang kujawab atas bombardir pertanyaannya seolah tak bermakna, tak berbobot, bahkan terasa enteng bak jawaban anak TK. Heu…
Seiring waktu berlalu, aku banyak belajar darinya, terutama ketika aku tersesat tak sengaja membuka blog kebanggaannya. Hee… Peace… ^^v

Jika boleh aku mendeskripsikan, ialah sesosok suami, ayah, dan anak yang langka. Mengapa kubilang langka? Karena keanehannya jarang dimiliki orang lain, karakter sepertinya tak banyak orang punya, bahkan ia yang aneh malah bangga dengan keanehannya  :D

Namun kurasa, betapa bangga Nayla menjadi anaknya, betapa Ukh Eva bangga menjadi belahan jiwanya, dan betapa bangga Ukh Cucu menjadi adik iparnya. Ialah Ian Sobung, yang tak hanya menyinari orang-orang terdekat dikeluarganya, namun juga orang-orang yang tak dikenalnya (aku).

28 Desember 2012

Da'wah di Kampus? Strategis banget tuh!

        Berbicara tentang kampus, tentu tak terlepas dari peran mahasiswa sebagai agen of ghange atau agen perubahan. Mahasiswa adalah pemuda, yang ditangannya nasib maju atau mundur suatu bangsa digenggam. Sebagian besar masyarakat menyebut mahasiswa adalah orang yang serba bisa, serba tahu berbagai persoalan yang muncul dalam masyarakat. Hal ini menjadikan mahasiswa sebagai kaum elit dan terhormat dibanding dengan kaum muda lainnya.
      Ketika gelar sebagai mahasiswa disandang, maka idealisme muncul berbarengan dengan  kedewasaan yang mulai terbangun. Dicelah inilah, mahasiswa perlu disentuh oleh kebaikan, oleh ajaran Islam. Karena jika bukan kebaikan yang mengisi, maka idealisme ini akan diwarnai dengan sebongkah kesenangan dunia yang ditawarkan setan.
         Da'wah dalam kampus merupakan celah da'wah yang strategis, karena disanalah pembinaan terhadap kepribadian mahasiswa bisa dibangun. Dengan semangat membara, disertai dengan semangat menjadi pribadi istimewa. Dalam diri pemuda, terdapat semangat yang tidak dimiliki oleh orang yang sudah lanjut usia. Ketika mahasiswa didoktrin dengan kebaikan, maka tidak menutup kemungkinan, mahasiswa menjadi calon-calon pemimpin tangguh yang akan mengubah dunia.
bersambung...

8 Desember 2012

Yang Selalu Kurindu...


          Aku adalah anak ketiga yang lahir dari ayah bernama Satibi Yahya dan Ibu bernama Dedeh. Kedua kakakku perempuan, kakak yang pertama bernama Sri Ratu Inayah, lahir pada tanggal 23 Maret 1987, dan kakak kedua bernama Ade Sri Ratu Mahmudah yang lahir 2 tahun sebelumku tepatnya tanggal 19 Juli 1991. Abah  –begitu aku memanggil ayahku- sangat mendambakan sosok anak laki-laki, tak heran jika beliau selalu mempersiapkan nama anak laki-laki ketika ibu hamil. Begitu pula ketika aku berada di rahim ibu.
          Meskipun aku terkesan anak yang tidak diharapkan, namun abah tetap mempersiapkan nama untukku. "Ibnu Yazid Al-umami" nama yang terdengar sangat gagah jika dijadikan nama untuk anak laki-laki dambaan abah. Namun, aku terlahir dengan jenis kelamin perempuan, sehingga nama yang sudah direncanakanpun Abah urungkan.
          Usiaku dan kakak keduaku sangat dekat, tak heran kerap kali orang bilang aku dan Teh Ade -begitu aku memanggilnya- adalah anak kembar karena wajah kami yang memang sedikit mirip dan baju yang kami kenakan selalu sama. Semua yang teteh miliki akupun harus memilikinya, fikirku saat itu. Egois mungkin, namun entahlah, akupun belum dapat mengerti makna berbagi.
          Sejak kecil, Teh Ade selalu mengalah untukku. Mulai dari ASI, kasih sayang Ibu, dan semua yang seharusnya menjadi haknya rela ia berikan untukku. Hingga saat ini Teh Ade masih sering mengalah untukku, mulai dari pakaian, jilbab, sepatu, atau apapun barang miliknya yang kerap kali aku inginkan. Namun ia tak pernah marah, dengan ikhlas ia memberikannya untukku. Sungguh, Teh Ade adalah Akhwat berhati lembut yang tak mudah ditemui saat ini.
          "Ning umah Mang Dodo ana Tubulan..." atau "Ibu... genahi Fifi Tolabi..." Kata-kata ini membuat abah dan ibu tak henti tertawa ketika menceritakan masa kecilku. Uh... sungguh malu nya aku. Ibu bilang, aku tak dapat menyebut dengan jelas huruf K dan huruf R, sehingga menyebut kuburan dengan sebutan tubulan dan menyebut kelambi yang artinya baju dengan sebutan tolabi.
DSC04762.JPGAbah yang sering kewalahan menjagaku bercerita, Fifi itu banyak nanya, banyak gerak, dan banyak tingkahnya. Kalau saja waktu itu sudah punya kamera digital, mungkin kamera nya bakalan penuh sama foto & video fifi. Kadang fifi suka nyanyi-nyanyi diatas kasur sambil memegang sisir (dikira microfon kaliya...), main masak-masakan diteras rumah sambil ngomong sendirian, bahkan suka bikin nangis Teh Ade juga. Wah, wah, wah... Anarkis sedari kecil. Hhhee...
          Abah dan Ibu mengajariku membaca Al-qur'an, mengeja alif ba ta sejak aku berusia 4 tahun. Beliau sungguh sangat perhatian perihal agama, aku dan kedua kakakku pun mulai belajar berjilbab ketika usia kelas 1 SD. Seringkali aku dibilang botak oleh teman-teman karena hanya aku yang berjilbab dikelas. Namun ibu selalu mengusap lembut kepalaku saat aku menangis seraya berkata "Wanita itu cantik, karena Allah sayang pada kita, makanya Allah mewajibkan kita memakai jilbab, agar kecantikan kita tetap terjaga". Air mata pun terseka.
          Tak banyak yang kuingat tentang masa kecilku, hanya seonggok kenangan manis bersama keluarga dan teman-teman kecil tercinta. Abah Ibu selalu menuruti semua yang aku minta, tapi selalu ada syaratnya. Seperti, harus shalat subuh ketika aku mengajukan proposal ingin tas baru (karena aku susah bangun subuh kali ya. He...) atau harus mandi sore terlebih dahulu kalau aku ingin dibelikan ice cream (He... ini juga karena aku malas mandi sore. Sssttt... jangan kasih tau siapa-siapa ya!
          Permainan yang paling aku sukai adalah masak-masakan. Tak sedikit tanaman abah yang kupotong-potong karena kuibaratkan sayur, dan tanah di halaman rumah yang ku keruk karena kuibaratkan nasi. Mungkin terdengar aneh, namun itulah anak-anak, penuh imajinasi. Ibu pernah melarang aku bermain masak-masakan lagi karena baju yang aku pakai kerapkali kotor, seketika aku murung dan hendak meneteskan air mata. Namun Abah datang bak sunrise di ufuk timur. Dengan lembut Abah menggendongku dan mengajakku ke halaman belakang rumah seraya berkata "Abah punya hadiah buat Fifi". Wajahku yang mendung seketika cerah kembali melihat sebuah hadiah yang diberikan abah. Kompor minyak tanah kecil yang dibuat dari kaleng susu khas buatan Abah. "Hore... Sekarang Fifi bisa masak beneran, bukan masak-masakan lagi!!!" Teriakku sambil melompat dari gendongan ayah.
Abahku sang penghapus air mataku... I love U Abah... ^_^
          Abah sosok yang selalu mengajarkan tegar, Abah tak mau melihatku menangis apalagi sampai pundung tak karuan. Beliau selalu mengajarkanku untuk menjadi akhwat tangguh yang tak gampang menangis dan putus asa.




Pikirkan dan Syukurilah!


Artinya, ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan. Karena Dia telah telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki.
Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya (Ibrahim:34)
Kesehatan, keamanan Negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, kita memiliki dunia, tapi tak pernah menyadarinya. Kita menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya. Kita memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.
Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar-rahman:13)
Sahabat, apakah engkau mengira bahwa berjalan dengan dua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus menerus tiada henti? Apakah Anda mengira bahwa berdiri tegak diatas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketiika patah?
Maka sadarilah betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, padahal sanak saudara kita masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah Anda merasa nista manakala dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang disekitar Anda yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?
Maka, syukurilah ni’mat yang Allah berikan. Berikanlah pinjaman yang terbaik untuk Allah dalam hidupmu…

17 November 2012

Cipurut, I am in Love


Disini kita pernah bertemu, mencari warna seindah pelangi…
Ketika kau menghulurkan tanganmu, membawaku ke dunia yang baru…
Dan hidupku, kini ceria….

            Dikampus hijau ini aku menemukan cinta... Mengapa kukatakan hijau…? Karena sepanjang kaki berjalan, yang kulihat hanyalah dedaunan yang melambai mengucapkan selamat datang kepadaku –mahasiswa baru kampus Pendidikan Purwakarta-. Hmmm… rasanya tak pernah bisa lupakan saat itu, saat aku merasa bangga mengenakan almamater pertamaku sebagai mahasiswa, rupanya 3 tahun telah berlalu.
            Kala itu pernah terbesit dalam hati “aku ingin menjadi aktifis da’wah kampus”. Keinginan itu tak pernah kuutarakan kepada siapapun, hanya do’a dalam hati, semoga Allah membimbingku menuju jalan yang Ia dan Ayah Bunda Ridhoi.
            Kawan, rupanya Allah mendengar keinginanku itu. Meski sederhana, namun Allah selalu tahu yang terbaik dan memberi yang aku butuhkan. Hari ini, bersama para mentor tangguh, kembali kugoreskan pena “Cipurut telah ku daki”. :)

Fifi Sri Ratu Afiyati


8 Agustus 2012

Hidup adalah Pilihan


 Ada dua biji tanaman yang terbenam dalam tanah. Biji pertama berkata:
“Aku ingin tumbuh besar, aku ingin menancapkan akarku dalam-dalam ditanah ini. Aku ingin tunas-tunasku tumbuh diatas tanah ini. Aku ingin melambaikan tunasku menyambut datangnya musim semi. Aku ingin merasakan hangatnya mentari dan lembutnya embun pagi lewat daun-daunku.”
            Bibit itupun tumbuh menjulang menjadi sebatang tunas yang kuat.
Sementara itu, bibit kedua berkata lain:
“Aku takut. Kalau kutancapkan akarku kedalam tanah ini, aku tak pernah tau apa yang akan terjadi didalam sana. Bukankah didalam sana amat gelap? Jika kuperlihatkan tunasku, tentunya banyak hewan yang akan merusaknya. Apa yang akan terjadi kalau tunasku terbuka dan terinjak sapi? Dan kalau tunasku tumbuh lebih tinggi, tentu manusia-manusia akan mencabutnya. Tidak, aku tidak mau tumbuh. Aku akan menunggu dulu sampai semuanya aman.”
            Bibit itupun menunggu sendirian dalam gelapnya tanah.
            Beberapa hari kemudian, seekor ayam mengais-ngais tanah didaerah itu. Ia mendapati sebuah tunas muda yang cukup kuat, yang berasal dari biji pertama, dan dia tidak sanggup memakannya. Tapi, ia juga mendapati biji kedua didalam tanah bekas kaisannya itu yang agak lemah. Iapun memakannya.

Ibroh:
SELALU ada pilihan dalam hidup ini. Masing-masing pilihan memiliki konsekuensi masing-masing. Namun, seringnya kita menjatuhkan pilihan justru pada pilihan yang memberikan kenyamanan dalam jangka pendek saja. Pada akhirnya, waktu berlalu tanpa ada makna baru yang bisa kita dapatkan dalam hidup. Kita kerap terbuai oleh alasan-alasan yang membuat kita tetap berada dalam kondisi saat ini meski disekeliling kita banyak peluang untuk menjadi lebih baik.

22 Juli 2012

Ramadhan yang Dirindu...

            Roda kehidupan senantiasa berputar, disadari atau tidak, perputaran waktu, silih bergantinya hari terisi dengan warna warni kehidupan. Ada suka, ada duka, ada bahagia dan kesedihan, ada tawa dan tangis, semua datang dan pergi pada setiap jiwa. Perjalanan hidup didunia ini senantiasa diwarnai pergejolakan antara iman dan nafsu. Keduanya saling berlomba menguasai diri kita.
            Berapa usia saat ini? Tujuh belas, Sembilan belas, atau telah berkepala dua? Seolah baru sekejap hidup dan melangkah menapaki dunia nan penuh sandiwara, namun coba kita tengok pada setahun perjalanan yang lalu! Apakah banyak berbuat baik, ataukah lebih banyak berbuat maksiat dan dosa? Astaghfirullah…
            Kehidupan ini hanya sebentar, pada rentang waktu itu akan selalu ada jiwa-jiwa yang gersang diterpa badai kehidupan dan menanti penuh harap curahan hidayah. Ibarat tanah kering diterpa kemarau panjang, bila hujan datang maka tetesan air hujan laksana mu’jizat. Sehingga setiap jiwa yang rindu seolah berlomba untuk mereguk sepuasanya.
            Allah yang Maha Agung dan Maha Mengetahui akan keadaan makhluk-Nya. Ia memberi satu waktu dalam perputaran masa setahun untuk menyirami kegersangan jiwa itu dengan curahan rahmat, ampunan, serta hidayah-Nya.
            Kusadari Ramadhan yang lalu terlewati begitu saja tanpa kuresapi, dan kini Allah mengizinkanku untuk mereguk kembali ni’matnya bulan suci. Tak akan kulewati dengan kesia-siaan lagi,
tak akan kujalani dengan keterpaksaan diri. Mari resapi, hayati, dan maknai bulan ini. Semoga Allah senantiasa menuntunku, dirimu, dan kita semua kepada jalan yang diridhoi-Nya…
Cukuplah bagiku Allah…

Ratu_Vie 262
 

Instrumen

LEAF

,
 
Blogger Templates