Keluhan demi keluhan
seringkali terucap dari mulut kita, seolah menghakimi bahwa Tuhan telah memberi
kehidupan yang serba kekurangan. Sadarkah engkau wahai saudaraku, masih banyak saudara-saudara
kita yang hidup dalam keterbatasan. Terkadang kita mengeluh karena makanan yang
tidak enak, sedangkan banyak saudara kita di Afrika yang berpuasa hampir setiap
hari karena tak ada makanan yang tak dapat dimakan. Seringkali kita mengeluh
dengan keadaan kampus yang kumuh dan dipandang sebelah mata oleh semua orang,
sedangkan banyak saudara kita yang hanya dapat bermimpi untuk duduk di kursi
kuliah sebagai mahasiswa. Ya Rabb… maafkan kami yang tak pernah bersyukur atas
segala nikmat yang Kau beri…
Foto: Edward Febriyatri/detik.com |
Ketika
diwawancara di salah satu media televise, Wahyu mengaku pernah menangis sejadi-jadinya
melihat anak-anak seumurnya turun dari mobil jemputan dan berlarian dengan
riang sepulang sekolah. Saat itu ia meneteskan air mata “Ya Allah… kenapa Aku
harus hidup begini, aku ingin seperti mereka yang berpakaian bagus dan diantar
jemput dengan mobil mewah oleh orang tuanya. Sedangkan aku… sepulang sekolah,
karung kotor sudah menanti untuk diisi dengan sampah”.
Wahyu mengubah air matanya
menjadi tekad yang membara, tekad untuk lulus SD, SMP, SMA bahkan kuliah. Dan
kini… Wahyu tengah menyusun skripsinya di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka). Wahyu… Wahyu… mestilah kami
belajar padamu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar