Social Icons

Pages

7 Februari 2013

Resensi...

          Ibu menjodohkan aku dengan anak teman karibnya, Raihana namanya. Dia dua tahun lebih tua dariku tapi mukanya yang baby face terlihat enam tahun lebih muda. Selain itu, dia juga lulusan terbaik di kampusnya dan hafal Alquran. Entah kenapa, aku tidak bisa mencintainya. Demi ibu, aku menuruti keinginannya untuk menikah dengan Raihana. Hari pernikahan itu tiba, aku duduk di pelaminan bagai mayat hidup dengan hati hampa dan tanpa cinta. Tepat dua bulan setelah pernikahan, kubawa Raihana ke rumah kontrakan di pinggir kota Malang. Tetapi, bibit-bibit cintaku tak juga tumbuh.
Kelihatannya tidak hanya aku yang merasakan hal ini, Raihana juga. Hari terus berjalan dan komunikasi kami tidak berjalan. Dan sudah satu bulan lebih aku tidak tidur sekamar lagi dengannya. Setelah satu tahun, Raihana hamil. Saat usia kehamilannya memasuki bulan keenam, Raihana meminta ijin untuk tinggal bersama kedua orangtuanya dengan alasan kesehatan. Dia juga memintaku mencairkan tabungannya untuk menambah biaya persalinan.
Perjalanan hidup pak Agung dan pak Qalyubi menyadarkan diriku. Aku teringat Raihana dan ingin berjumpa dengannya. Aku ke kontrakan untuk mengambil ATM Raihana dan menemukan puluhan kertas merah jambu. Ternyata itu adalah surat-surat ungkapan batin Raihana yang selama ini aku zhalimi. Tak terasa air mataku mengalir, dadaku sesak oleh rasa haru yang luar biasa dan tangisku meledak. Cinta itu datang dalam keharuanku. Seketika itu, pesona Cleopatra memudar berganti cahaya cinta Raihana yang terang di hati. Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku pada Raihana. Tetapi ibu mertuaku justru bilang kalau Raihana telah meninggal satu minggu yang lalu karena terjatuh di kamar mandi. Dia dan bayinya tidak selamat meskipun sudah di bawa ke rumah sakit. Aku menangis tersedu-sedu, hatiku sangat pilu dan jiwaku remuk. Ketika aku sedang merasakan cinta yang membara pada Raihana, ia telah tiada.
          “Orang yahudi mengawinkan anaknya dengan seseorang karena harta. Orang nasrani mengawinkan karena keindahan. Dan orang arab mengawinkan karena nasab dan keturunan. Sedangkan orang muslim mengawinkan anaknya karena melihat iman dan takwa. Anda tinggal memilih, masuk golongan manakah anda? “                   
  -dikutip dari karya Habiburrahman El-Shirazy-
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Instrumen

LEAF

,
 
Blogger Templates