Sejak
kelas 1 SD, aku paling suka dipandangi banyak orang. Makanya paling seneng
kalau disuruh naik panggung di acara kenaikan kelas. Padahal Cuma baca puisi
atau hafalan surat-surat pendek. Hhe...
Beranjak SMP, aku makin bahagia kalau
banyak orang yang kagum kepadaku. Makanya segudang ekskul diikuti, belajar
jungkir balik untuk dapetin juara kelas, dan selalu berusaha eksis di setiap
kegiatan. Tak aneh jika saat itu banyak anak laki-laki yang ngefans and pada kirim
surat. Hahaha... jadul banget masih surat-suratan.
Beranjak SMA, aku seneeeeenggg...
banget rasanya banyak orang yang bilang, aku itu smart, aktif, pinter.
Waaahhh... banyak yang memfitnah toh. Hahahaha...
Beranjak ke kursi kuliah, aku
menemukan banyak berlian pada diri teman-temanku, hingga menunduk dan berfikir,
aku bukan siapa-siapa dimata mereka. Tidak seperti dulu yang semua orang memuji
dan mengagumiku.
Hhhmmm... kini aku menyadari, betapa
lelah jika semua yang kita lakukan hanya karena mengharapkan pujian dari
manusia. Kecewa jika tidak dipuji, marah jika dicela, dan merasa remeh jika ada
orang lain yang lebih dari diri kita.
Aku baru menyadari, bahwa pujian yang
terindah adalah pujian dari Allah. Dari dulu aku sibuk dengan penilaian manusia
terhadapku, namun tidak memikirkan, siapa aku di hadapan Allah?
Ya Rabb... Inilah aku hamba-Mu yang
hina, memohon ampun atas segala keangkuhan dan kesombongan yang mengakar dalam
hati...
Rabb... mohon dengan sangat, dengan
sangat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar