Social Icons

Pages

5 September 2015

Guru Teladanku...

Kemarin sore ketika saya mengeluh capeknya menjadi seorang guru, kakek saya langsung bercerita kisah 55 tahun yg lalu ketika beliau pertamakali di tempatkan di desa ini.
Beliau satu-satunya guru SD yg di tempatkan di SD terpencil pun dengan keadaan gedung sekolah yg hampir ambruk.

Setiap hari beliau mengajar 6 kelas dengan kelas yg di sekat2. Berharap diantara anak2 ini akan ada generasi emas yg akan membangun negri ini.
Gedung yg hampir ambruk akhirnya ambruk dihantam hujan & angin.


Betapa tidak, satu-satunya gedung yg jadi penopang kegiatan belajar rata dengan tanah. Kakek berjalan mengelilingi reruntuhan gedung sambil meneteskan air mata.
Kursi, meja, lemari, papan, kayu, genteng, semuanya hancur.

Pemerintah setempat malah menawarkan kakek untuk pindah tugas dan meninggalkan sekolah ambruk itu.
Diantara reruntuhan gedung, kakek menangis sambil mengusap-usap sisa-sisa bangunan. Emosi bercabik, Apakah harus sekolah ini di tutup dan saya pergi ke tempat yg lebih baik? Ataukah saya harus bertahan disini?

Ditengah kegalauannya, kakek menemukan papan tulis yg masih kokoh ditengah reruntuhan.
Yg seolah menjawab pertanyaannya.
Kakek bergumam "papan tulis ini bertahan meski di terpa hujan angin. Ia kuat disaat yg lain rapuh, papan, saya akan berjuang bersamamu!" Gumam kakek.

Dengan usaha dan swadaya masyarakat, Alhamdulillah sekolah ambruk dapat kembali berdiri kokoh.
 Hingga kini,sekolah itu masih ada, dan saya pun menjadi satu dari ratusan alumninya.

Tak terasa air mata menetes mendengar cerita kakek. Betapa saya belum berjuang apa2 dibanding kakek...
Thanks my Grandfa... you're my everything... :')

Vie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Instrumen

LEAF

,
 
Blogger Templates