Saya bukan kader PKS, bahkan bukan pengurus PKS di tingkat
manapun. Tapi saya akui simpati kepada perjuangan PKS. Berapa banyak anak muda
di social media yang berkata hal yang sama dengan saya, puluhan? ratusan?
jutaan?. Tengoklah dengan kejujuran, berapa banyak wall (dinding) para anak
muda di social media yang di hiasi dengan hal berbau PKS, baik itu di facebook
maupun di twitterland. Apakah mereka lakukan itu karena ada yang meminta? apa
karena ada yang memerintah?
Nama yang mereka buat di dalam akun socmed; adalah memakai
nama asli bukan nama bohongan alias bukan seperti nama akun anonim bayaran yang
hama demokrasi, mereka memang 'diperintahkan' hati mereka untuk PKS. Hati
mereka lah yang telah memilih PKS dan itu tiada ada orang atau pihak yang
meminta atau mentintahkan. Jika hati yang berbicara; maka militansi adalah hal
yang pasti ada tanpa dibayar dan tanpa di perintah.
Mereka para hati serta jantung PKS; bersedia siap siaga,
siang dan malam dalam menjaga dan mengawal surat suara yang diperoleh PKS di
TPS TPS sampai ke KPU pusat. Ini sama persis ketika mereka tanpa di bayar dan
diperintah; melakukan advokasi serta direct selling terhadap PKS di social
media. Generasi macam apakah itu?
Ketika demokrasi memberi tontonan ketidakdewasaan lewat berbagai
kecurangan pemilu serta praktek politik uang, fenomena anak muda simpatisan PKS
bisa dijadikan sebuah patron pendidikan politik yang baik dan benar. Bersama,
bersatu dalam jamaah untuk sebuah nama; PKS. Ini urusan hati, panggilan hati
menyebabkan mereka ikhlas melakukan apapun juga untuk PKS, karena mereka
percaya masih memiliki harapan atas nasib bangsa ke depan, toh; yang mereka
bela bukan partai paling korup di indonesia, toh; yang mereka perjuangkan bukan
partai yang mengkhianati rakyatnya. Bagi mereka; PKS adalah solusi kebangsaan.
Saya menganggap apa yang mereka perbuat dan lakukan adalah
hal yang wajar dalam sebuah pilihan kehidupan, memilih sesuatu dengan logika
mana, pilihan terbaik buat bangsa. Yang justru ironis adalah adanya pihak yang
tidak suka dengan kebersamaan dan kesolidan mereka terhadap PKS. Ironis; karena
terkadang memakai logika berpikir negatif; dengan membawa kalimat kasar dan
nama binatang, bukankah itu justru semakin memberi tanda yang jelas sebagai
pemisah? yang satu adalah kubu memperjuangkan hati nuraninya atas pilihan kepada
PKS dan pantas lalu mereka bersama dan mensolidkan barisan, sedangkan kubu yang
lain adalah kubu yang benci dan dengki atas kebersamaan dan kesolidan para anak
muda itu kepada PKS.
Harusnya publik bisa melihat dengan jelas; kubu mana yang
benar dan kubu yang mana yang selalu termotivasi untuk menghancurkan. Bravo PKS!
"membangun
barisan kuat itu kunci nya terletak pada hati, dan hati lah yang memanggil dan
menyatukan pemikiran dan gemgaman tangan mereka menjadi satu dalam barisan yang
kuat dan kokoh; saling melengkapi satu sama lain dan tidak mudah
terpisahkan"
-bang
dw-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar