Social Icons

Pages

30 Januari 2014

Selayang Pandang Namaku...



          
  Jika teman-teman setia membaca blog ini, mungkin akan banyak tanda tanya dibenak teman-teman, perihal aku yang sering menceritakan kisahku bersama Abah Ibu. Ya... tak ubahnya teman-teman yang mempunyai artis idola, akupun mempunyai idola sampai akhir hayat, yaitu Abah dan Ibuku...
            Abah telah memberi do’a disetiap helaan nafasnya melalui nama yang dianugerahkannya kepadaku. Sewaktu kecil, aku sering menangis karena seringkali teman-teman mengejekku dengan panggilan Ratu Bohong, Ratu Gosip dan Ratu dari segala Ratu kejahatan. Saat itulah aku berlari kepangkuan Abah Ibu sambil terisak. Melihat aku menangis, dengan lembut Abah bertanya “ ‘Afi kenapa nangis?” Sambil menghapus deraian air mata, aku bertanya kepada Abah “Kenapa nama Fifi ada Ratu nya Bah? Temen-temen ngeledekin terus, katanya Fifi Ratu Gosip”.
            Abah tersenyum, senyuman yang selalu membuatku tenang dan kembali percaya diri. Abah bilang, namaku bukan sembarang nama, tapi mengandung makna yang dalam.  Kata “Fifi” diambil dari bahasa Arab yaitu Fii...Fiyyi yang berarti didalam mulutku, kata “Sri” adalah pemberian kakekku yang bernama Basri, “Ratu” adalah marga Banten yang sengaja disematkan agar aku senantiasa ingat bahwa mengalir dalam darah Banten, Ratu juuga merupakan panggilan bagi seorang pemimpin perempuan, dan kata “Afiyati” yang berarti keselamatan diberikan oleh Kakekku yang berasal dari Banten. Jika digabungkan namaku berarti Didalam mulut seorang Ratu (pemimpin perempuan), terdapat keselamatan.

28 Januari 2014

Chicken dari Abah...



    
Saking khusyunya menghayati kehidupan di kossan, Mie instan & Fried Chicken seringkali jadi makanan pilihan untuk disantap. Ma’lum, gak mau ribet. Saking seringnya,  kebiasaan makan 2 menu ini terbawa sampe rumah ketika liburan.
  Awalnya Abah Ibu gak komen, tapi lama-lama komen juga liat aku makan mie melulu. Kata Ibu, kalau makan mie terus, bisa sakit perut coz mie itu dicerna nya lama di dalem usus. “Gimana sih, katanya mahasiswa, tapi gitu aja gitu aja gak tau! :P” ledek Ibu. Lain halnya dengan Abah ketika melihat aku makan Fried Chicken. Dengan serius Abah tanya “Belinya dimana?” aku dengan polos jawab ja “di amang-amang pinggir jalan Bah. Abah mau?” Abah menimpali perkataanku “Siapa yang bisa menjamin Chicken itu disembelih sesuai syariat islam?” Gubraakkk... mati kutu aku. “Ya... baca bismillah n husnudzon aja Bah, Insya Allah halal da... :D” jawabku sambil nyengir-nyengir kuda. Abah jadi ceramah “Anak Abah itu harus punya rasa wara’ yang tinggi. Apalagi menyangkut makanan! Abah gak mau anak-anak Abah makan makanan haram.”
Usai kejadian itu, aku selalu terngiang kata-kata Abah & parahnya, jadi gak mau makan ayam ‘-_- . Melihat aku gak mau makan ayam, Abah membelikan Fried Chicken. Aku sontak membalikkan kata-kata Abah “Bah, kok beli chicken? Siapa coba yang bisa menjamin Chicken itu disembelih sesuai syariat islam?” Abah menunjukkan kemasan Ayam goreng itu dan berkata “Ini ada label halalnya, insya Allah halal!” sontak kami sekeluarga tertawa terbahak dan kemudian memakan lahap ayam goreng itu sampai tulangnya pun tak tersisa.
#Ups :D

 

Instrumen

LEAF

,
 
Blogger Templates