Social Icons

Pages

8 Agustus 2012

Hidup adalah Pilihan


 Ada dua biji tanaman yang terbenam dalam tanah. Biji pertama berkata:
“Aku ingin tumbuh besar, aku ingin menancapkan akarku dalam-dalam ditanah ini. Aku ingin tunas-tunasku tumbuh diatas tanah ini. Aku ingin melambaikan tunasku menyambut datangnya musim semi. Aku ingin merasakan hangatnya mentari dan lembutnya embun pagi lewat daun-daunku.”
            Bibit itupun tumbuh menjulang menjadi sebatang tunas yang kuat.
Sementara itu, bibit kedua berkata lain:
“Aku takut. Kalau kutancapkan akarku kedalam tanah ini, aku tak pernah tau apa yang akan terjadi didalam sana. Bukankah didalam sana amat gelap? Jika kuperlihatkan tunasku, tentunya banyak hewan yang akan merusaknya. Apa yang akan terjadi kalau tunasku terbuka dan terinjak sapi? Dan kalau tunasku tumbuh lebih tinggi, tentu manusia-manusia akan mencabutnya. Tidak, aku tidak mau tumbuh. Aku akan menunggu dulu sampai semuanya aman.”
            Bibit itupun menunggu sendirian dalam gelapnya tanah.
            Beberapa hari kemudian, seekor ayam mengais-ngais tanah didaerah itu. Ia mendapati sebuah tunas muda yang cukup kuat, yang berasal dari biji pertama, dan dia tidak sanggup memakannya. Tapi, ia juga mendapati biji kedua didalam tanah bekas kaisannya itu yang agak lemah. Iapun memakannya.

Ibroh:
SELALU ada pilihan dalam hidup ini. Masing-masing pilihan memiliki konsekuensi masing-masing. Namun, seringnya kita menjatuhkan pilihan justru pada pilihan yang memberikan kenyamanan dalam jangka pendek saja. Pada akhirnya, waktu berlalu tanpa ada makna baru yang bisa kita dapatkan dalam hidup. Kita kerap terbuai oleh alasan-alasan yang membuat kita tetap berada dalam kondisi saat ini meski disekeliling kita banyak peluang untuk menjadi lebih baik.
 

Instrumen

LEAF

,
 
Blogger Templates